Saturday, September 30, 2017

INDONESIA PELANGI DUNIA



“Sempurna bukanlah kesamaan yang bersatu tapi sempurna adalah perbedaan yang dapat disatukan” (EnHa) 

Jajaran gugusan pulau menyambung dengan samudra pengikat, kawanan khas suku-suku mengisi volume nusantara, ragam bahasa dan budaya mewarnai indanya nusantara, bergerombol menjadi satu diantara ribuan karakter jiwa membentuk sebuah nama Indonesia.

Burung Garuda sebuah lambang Negara dimana burung tersebut adalah burung yang langkah bahkan masih dipertanyakan kebenaran keberadaannya, dalam sejarah Burung Garuda adalah kendaraan dewa Wisnhu pada zaman dahulu, itupun di ketahui keberadaannya dalam bentuk relief, sementara dalam bentuk nyata masih dipertanyakan, Burung Garuda bagiku adalah Burung Elang jawa yang kini mulai langkah.

Sebuah lambang Burung Garuda yang dipertanyakan kebenarannya ini memiliki tugas berat membawa sebuah kenyataan dalam genggaman yang selalu iya bawa kemana-mana, tugas yang menyatukan antara aku, kamu dan kalian, antara jawa, Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, irian jaya dan pulau-pulau kecil di sekelilingnya, antara samudra hindia, samudra pasifik dan selat-selat yang saling bergenggaman, antara suku melayu, suku jawa, suku ambon, dan suku-suku yang masih sangat banyak yang menyatu dalam Indonesia, mereka semua tergabung menjadi satu dan tergenggam dalam sebuah genggaman Burung Garuda yankni Bhineka Tunggal Ika.

Indonesia adalah Negara  yang  berpedoman pada aturan agama dan terbukti pada sila pertama dalam pancasila Indonesia berbunyi “Ketuhanan Yang Maha Esa”, dan didalam Negara Indonesia ada beragam umat agama yang saling bergenggaman demi keutuhan bangsa.

72 tahun Indonesia merdeka tapi bagi saya mental bangsa Indonesia masih terlalu lemah untuk di pecah belah, masih terlalu lemah untuk di adu domba antar sesama saudara sebangsa dan masih terlalu lemah untuk mencerna isu-isu yang mengarah pada perpecahan keutuhan Negara.

Freeport tambang emas terbesar di dunia tapi bangsa Indonesia masih banyak yang terlantar tanpa pendidikan karena mahalnya biaya sekolah, masih banyak masyarakat Indonesia yang menjadi pengangguran di Negara sendiri, hasil alam yang luar biasa di hasilkan di tanah Indonesia telah terjajah oleh manageman asing. 

Egoisme yang tinggi mulai bermunculan, ingin menguasai dan menjadi penguasa mulai tampak di setiap kelompok, yang kaya mulai memanfaatkan yang miskin demi kepentingan pribadinya, kelompok mayopritas mulai menjajah kelompok minoritas, yang berkuasa mulai sewenang-wenang menggunakan wewenang, bagiku ini sebuah kekonyolan, Negara yang memiliki semboyan Bhineka Tunggal Ika harus saling berebut kekuasaan tanpa memperdulikan untuk saling berbagi, situasi ini menggambarkan seperti kita mencoba menjajah Negara kita sendiri.

Indonesia bukan sekedar umat islam, Indonesia bukan sekedar para konglomerat, Indonesia bukan sekedar orang-orang pendidikan, Indonesia bukan sekedar para koruptor, Indonesia bukan sekedar pulau jawa, Indonesia bukan sekedar suku jawa, Indonesia bukan sekedar bahasa sunda, Indonesia bukan sekedar selat bali, Indonesia bukan sekedar Jakarta, Indonesia bukan sekedar masyarakat kulit putih, Indonesia bukan sekedar Freeport, Indonesia bukan sekedar bapak presiden, Indonesia bukan sekedar para pelaut, Indonesia bukan sekedar pemain sepak bola, Indonesia bukan sekedar kripik telo, tapi Indonesia adalah Bhineka Tunggal Ika yang tergenggam erat di kaki lambang Burung Garuda yang berusaha diterbangkan untuk dilihat dunia.

Jadilah bangsa yang kokoh anti isu yang mengarah kepada perpecahan Negara, jadilah bangsa yang kokoh yang selalu menyangga keutuhan Negara, jadilah bangsa yang kokoh yang terus berinteraksi pada Tuhannya juga pada sesama umat beragama.

Bagiku Indonesia adalah pelangi dunia yang cahayanya belum bersinar sempurna, Pelangi itu indah bukan terdiri dari banyak cahaya tapi pelangi itu indah karena masing-masing cahayanya bersinar secara seimbang. Indonesia Bersinarlah Terangi Dunia.

1 Oktober, Hari kesaktian Pancasila (Hisyam Noer)

0 comments:

Post a Comment

loading...