Tuesday, February 23, 2016

NO TOTTI NO PARTY



Saya tak tau harus berbicara mulai darimana, saya tak tau saya pantas berbicara soal AS Roma atau tidak, Saya juga tak tau saya layak sebagai Romanisti atau tidak. Roma berjuluk sebagai kota abadi di negara italia, Roma adalah salah satu tempat yang menjadi cita-cita tujuan saya kelak jika saya bisa ke sana, bukan hanya kotanya yang indah, bukan hanya gerejanya yang megah, bukan hanya budayanya yang unik, bukan hanya sejarahnya yang patut untuk dipelajari, tapi karena disana ada AS Roma dan Totti juga.

Apakah saya Romanisti? Pertanyaan ini muncul ketika saya dipandang orang sekitar sebagai pendukung klub AS Roma, saya sendiri tak tau apakah saya Romanisti atau tidak pasalnya saya jarang menonton pertandingan AS Roma secara live, baik langsung di stadion maupun lewat televisi, bahkan tahun berapa saja AS Roma Scudeto saya tak hafal tapi berita bola yang saya baca hanya yang berkaitan dengan AS Roma, Jersey terbanyak yang saya punya hanya AS Roma, Poster bola terbanyak yang saya punya hanya AS Roma, patokan referensi sepakbola saya baik itu penyerangan dan pertahanan hanya AS Roma, dan sosok yang ijadi inspirator saya ketika menjadi sepakbola hanya Francesco Totti, santun, ramah, sopan meski kadang terlihat garang di posisi-posisi tertentu baik dilapangan maupun di luar lapangan.

Francesco Totti, aku mengenalnya ketika aku masih duduk di kelas empat bangku sekolah dasar, aksinya memukau kala melawan Juventus dan itu pertandingan AS Roma pertama yang aku lihat, tahu tentang dia membuatku untuk menelusurinya lebih jauh, baik kesehariannya, sikapnya juga. Lambat laun saya tau bahwasanya dia adalah didikan asli akademi sepak bola AS Roma, di tahun 1992 ia mengawali karirnya di tim senior hingga artikel ini di tulis ia tetap berseragam AS Roma. Dia bukan hanya sekedar captain, atau ikon dari klub AS Roma tapi dia juga dongkrak dari managemen kepengurusan AS Roma, dia berkali-kali mengatakan ingin meninggalkan klub jika tak bisa mendatangkan pemain muda yang berpotensi.

Peformanya yang luar biasa terus mengiringi langkahnya membawa AS Roma dan Negaranya ke tahta tertinggi, bahkan insiden patah kaki yang pernah menghampirinya tak menyusutkan karirnya, dia terus ada namanya dalam setiap periode sepakbola, bahkan Rudi Garcia pernah mengatakan Raja kota Roma bukan hanya Paus tapi Totti juga.

Berdebat dengan pelatih masalah taktik sudah berulang kali ia lakukan dan yang terbaru adalah ia harus bersetru dengan Luciano Spaletti, seorang pelatih yang pernah mengantarkan AS Roma menjuarai copa italia dan prestasi individu Totti sebagai peraih Sepatu Emas.

Memang usia Totti sudah memasuki masa dimana ia harus mulai memikirkan untuk pensiun, tapi ia pernah berkata kalau memungkinkan ia akan bermain sampai usianya 50 tahun, kebugaran dan kecepatan yang tak lagi seperti dulu membuat pelatih Luciano Spaletti untuk lebih banyak mencadangkannya, memang itu kebijakan yang sangat baik tapi akan lebih baik jika seorang pemain sepak bola berada di dalam lapangan daripada duduk di bangku cadangan, apalagi itu pemain sekelas Totti. Umpan Totti masih bisa jadi andalan, Shooting Totti masih akurat dan bertenaga dan yang terpenting karisma Totti selalu membawa perbedaan dalam sebuah pertandingan.

Peran Totti sangat penting di setiap pertandingan As Roma, hingga di setiap pertandingan bagian curva sud selalu ada slogan No Totti No Party, pentingnya Totti bukan hanya di dalam lapangan saja tapi di managemen klub ia pun sangat penting, bahkan untuk menjadi seorang pelatih AS Roma tidak hanya harus mendapatkan persetujuan dari Presiden AS Roma saja tapi juga persetujuan Totti.

Aku belajar banyak dari Franceso Totti, aku belajar bagaimana dia dribling, bagaimana dia Shooting, bagaimana dia asist, bagaimana dia bermain bersama generasi yang jauh lebih muda, bagaimana dia berbicara dengan media, bagaimana dia menunjukkan loyalitasnya. Prestasi yang diberikan untuk klub maupun individunya juga luar biasa, mengantarkan klub meraih scudeto, mengantarkan klub meraih coppa italy, sebagai top score AS Roma sepanjang masa, Sebagai salah satu Top Score Seri-A sepanjang masa untuk satu klub, Peraih sepatu emas, pencetak rekor gol tertua di liga champion dan masih banyak yang lainnya.

Konflik Totti dan Luciano Spaletti semoga cepat berakhir dan para Romanisti bisa kembali melihat Sang Captain, Sang Pangeran, Sang Ikon, sang Raja AS Roma kembali beraksi di lapangan. Aku yakin Totti tak akan tinggalkan AS Roma karena dia sangat cinta dengan klub yang telah membesarkannya, itu terbukti ketika ia menangis di tribun kala mendengar lagu dukungan dari para Romanisti saat AS Roma melawan Pelermo yang membuat kedudukan 5-0 untuk kemenangan AS Roma. Aku yakin Kalaupun ia harus tinggalkan AS Roma ia memilih untuk pensiun daripada berlabuh untuk klub lain. He is (Francesco Totti) my teacher football. EnHa For Totti, 24 Februari 2016

0 comments:

Post a Comment

loading...