Cerita-Cerita

Cerita ini ada yang nyata tapi juga ada yang fiktif, cerita ini di ambil dari pengalaman pribadi yang sering di alami di setiap harinya.

Cerpen

Cerpen ini di buat dari konflik yang kerap terjadi di masyarakat atau dari pengalaman pribadi.

Artikel

Artikel ini bentuk argumentasi penulis yang di tuangkan dalam sebuah tulisan di blog.

Puisi

Puisi ini di buat dari curahan hati si penulis, entah itu tentang asmara, konflik pemerintahan maupun budaya.

Saturday, January 30, 2016

ISLAM BUKAN TERORIS




Baru-baru ini kembali menggema kasus teroris, kasus teroris yang terjadi di Sarina mengguncang perhatian publik, hampir semua orang membicarakan tentang kasus ini terutama gaya sang teroris yang terlihat jantan dihadapan banyak orang seperti sedang suting film laga.
Bukan hanya dari kalangan konglomerat atau dari kalangan pelajar saja yang membicarakan soal kasus teroris ini tapi dari kaum melarat sekelas Omen dan gerombolannya juga berbincang-bincang mengenai kasus ini.
Kala itu mereka sedang duduk bersantai melihat latihan sepak bola, di tengah janda gurau mereka membahas masalah kasus teroris yang sedang hangat dibicarakan banyak orang.
“Men kamu sudah dengar tentang kasus teroris bariu-baru ini belum?” Tanya Cakil
“Sedikit sih” Jawab Omen
“Wah terorisnya keren bang” Sahut Denis
“Kerennya dimana Den?” Tangan Kentos
“Gayanya sok cool kayak di film laga aja” Jawab Denis
“Terorisnya mungkin kebanyakan nonton film laga” Sahut Omen
“Men kenapa sih teroris di sangkut pautkan sama orang islam?” Tanya Cakil
“Karena kebanyakan yang berbuat seperti itu orang islam Kil, terutama di indonesia” Jawab Omen
“Itu termasuk jihad gak bang?” Tanya Denis
“Menurutmu Den?” Tanya balik Omen
“Ya kelihatannya bisa dikatakan Jihad bang soalnya membasmi orang –orang kafir” Jawab Denis
“Den, sebelum islam turun, sebelum Nabi Muhammad lahir agama yang ada apa?” Tanya Kentos
“Agama apa ya bang? Yahudi dan Nasrani mungkin bang?” Jawab Denis
“Siapa yang membawa agama Yahudi dan Nasrani?” Tanya Kentos
“Nabi sebelum Nabi Muhammad” Kata Denis
“Siapa yang menyuruh nabi-nabi itu menyebarkan  agamanya?” Tanya Kentos lagi
“Allah Bang” Jawab Denis
“Jadi kesimpulannya?” Tanya Kentos lagi
“Gak tau bang?” kata Denis
“Aduh Den...” Kata Kentos sambil memegang kepala
“Gini ya den, Sebelum islam turun dan sebelum Nabi Muhammad lahir itu sudah ada agama yaitu yahudi dan nasrani yang membawa agama-agama itu adalah Nabi-Nabi sebelum Nabi Muhammad SAW, yang mengutus itu Allah tapi tugas mereka untuk meyakinkan umat manusia menyembah kepada satu Tuhan yakni Allah tempat memohon pertolongan dan perlindungan, jadi sebelum Nabi Muhammad SAW lahir itu belum ada sholat lima waktu” Omen angkat bicara
“Tapi kenapa mereka orang-orang yahudi dan nasrani kini seolah-olah menjadi musuh orang islam?” tanya Denis
“Karena sumber yang mereka pegang dari awal itu berubah” Kata Omen
“Maksudnya bang?” Tanya Denis
“Sekarang saya tanya, kitab Allah ada berapa yang diturunkan di bumi ini?” Tanya Omen
“Ada empat bang, Zabur, Injil, Taurat dan AL-Qur’an” Jawab Denis
“Keempat kitab itu sumbernya sama, Tuhannya juga sama, dan jawaban dari pertanyaanmu tadi yang menanyakan kenapa orang-orang yahudi dan nasrani sekarang seolah-olah menjadi musuh orang islam itu karena isi kitab-kitab yang di turunkan Allah selain Al-Qur’an sudah di rubah oleh manusia sendiri, suatu contoh kitab injil, dulu ada yang namanya Injil Barnabas,  di dalam injil Barnabas itu ada sebuah ayat yang menerangkan tentang akan adanya kelahiran seorang manusia bernama Muhammad/Ahmad yang akan membawa kesempurnaan di dunia ini, tapi injil itu sudah tidak di pakai Den, yang di pakai itu injil perjanjian baru yang isinya jauh dari sumber aslinya” Jawab Omen
“Bang Omen kok tau kalau injil perjanjian baru isinya jauh dari sumbernya?” Tanya Denis
“Saya punya injil perjanjian baru di rumah, saya juga sering baca injil perjanjian baru tersebut” kata Omen
“Bang bisa jadi kafir nanti kalau terus terusan baca Injil” kata Denis
“Hak kamu apa Den menuduh saya kafir, yang tau saya kafir atau tidak itu Allah bukan kamu, karena ini masalah hati masalah keyakinan, bukan hanya sekedar tingkah laku ragawi saja, kamu tau saya baca injil terus menuduh saya kafir jangan-jangan nanti kalau kamu tau orang non islam baca Al-Qur’an nanti kamu bilang muslim, asal kamu tau Den banyak orang non islam yang belajar Al-Qur’an jadi apa salahnya kalau saya belajar injil” Kata Omen
“Iya Bang maaf, terus bagaimana soal teroris bang?” Tanya Denis
“Gak apa apa Den aku gak marah kok, soal teroris tak ada contoh dari Nabi apalagi bunuh diri, bunuh diri itu dilarang agama” Jawab Omen
“Berarti teroris itu bukan islam?” Tanya Denis
“Jangan sangkut pautkan teroris dengan islam, bagi saya teroris adalah manusia yang tidak punya agama karena mereka menghalalkan bunuh diri, dan aku yakin semua agama mengharamkan bunuh diri, kalau kamu pingin jihat itu gampang, melindungi keluargamu termasuk jihad, mencari nafkah termasuk jihad, menuntut ilmu termasuk jihad, bahkan pribadi saya mengatakan kamu mempertahankan agama islam kamu di jaman yang serba-serbi ini sampai mati (tidak bunuh diri) itu juga termasuk jihad, jadi kalau ada orang yang mengatakan islam itu teroris itu Cuma ingin mengusik ketenangan orang islam itu sendiri, kalau kita tidak terusik maka mereka akan berhenti dengan sendirinya mengatakan islam itu teroris tapi kalau kita terusik maka kita akan terus dikatakan islam itu teroris, karena itu adalah salah satu jalan untuk merusak persatuan orang islam” jawab Omen
“Oh gitu ya bang” kata Denis
“Dasar anak bau kencur” kata Kentos
“Enak aja aku sudah mandi seharian dibilang bau kencur” kata Denis
“hahahahaha......” Kentos, Cakil, Omen tertawa [Enha]


Wednesday, January 27, 2016

GAYA BERFIKIR

Indah pagi ini....
Cerah-cerah mendung....
Dinginnya semilir anginnya...
Cerita hari ini semoga bahagia....

Pagi hari yang cerah Omen berjalan-jalan menikmati segarnya udara pagi bercampur mendung yang samar-samar diantara cahaya matahari yang seakan malu-malu untuk muncul, tak lama berselang gerimis yang seakan dipaksa untuk bangun akhirnya turun juga.

Kebetulan waktu itu hari minggu dimana sebagian besar aktifitas kerja dan sekolah pada libur, lagi santai dirumah Omen tiba-tiba kedatangan si bandel Denis dengan wajah yang agak bingung.

“Assalamu’alaikum” Sapa Denis
“Wa’alaikum Salam, Kamu kenapa Den mukamu kayak mendung pagi ini aja?” Balas Omen
“Begini Bang, aku dapat tugas di suruh nyari biografi sama fotonya idola saya”
“Lah, gampang toh itu”
“Emang gampang sih Bang tapi yang aku mau cari sama dengan yang di cari temanku”
“Memangnya kamu mau mencari biografinya siapa?”
“Itu yang jadi si Boy di sinetron”
“Cari kok seperti itu gak ada gunanya Den”
“Gak ada gunanya gimana si Bang, kan tugasnya suruh cari biografi idola”
“Iya tapi paling tidak yang bermanfaat, masak cari biografi si Boy, emang apa yang bisa kamu ambil dari sang artis?”
“Gak tau juga sih bang”
“Gini ya den, kalau Bang Omen perhatikan sinetron sekarang itu cenderung pada kehidupan orang kaya dan liar, sinetron sekarnag itu kebanyakan kalau gak adegan berkelahi ya adegan balapan, terus kalau kamu mau mengidolakan hal seperti itu nantinya kamu bakalan ikut seperti itu juga”
“Ya maaf bang, wajarlah bang saya kan baru anak kelas empat SD jadi wajar kalau ngidolahkan seperti itu”
“Justru karena kamu masih kecil ini mesti didasari yang bener, jangan kok nunggu besar baru di kasih dasar yang bener, ibaratnya itu kita mau meluruskan ranting pohon, kalau pohon itu masih kecil gampang untuk meluruskannya, tapi jika pohon itu sudah besar repotkan mau meluruskan rantingnya, yang ada malah di tebang”
“Terus aku mesti cari biografi siapa bang?”
“Cari aja biografi kedua orang tua kamu, tanyakan pada orang tuamu dan dijamin gak akan ada yang sama denganmu, nanti kamu kan enak bisa tau garis keturunan orang tua kamu juga”
“Terus fotonya gimana bang?”
“Kan tinggal di foto orang tuamu, pinjam handphonnya Mas Deden bentar”
“Oh iya bang, makasih ya bang atas sarannya”
“Sip, buruan kerjakan tugasnya, aku mau tidur dulu”
“Hidup kok tidur mulu, gak bois blas” [Enha, 26 Januari 2016]

Friday, January 15, 2016

ADAT DAN AJARAN

Berbagai ajaran mulai berkembang pesat, yang paling tenar di indonesia adalah ajaran yang di bawa oleh KH. Hasyim Asyari dan KH. Ahmad Dahlan, dua ajaran yang di bawa oleh orang nomor satu di oraganisasi Nahdlotul Ulama dan Muhammadiya ini seakan menjadi patokan warga indonesia dalam menentukan suatu hukum agama maupun aturan-aturan agama.

Banyak adat yang menyebar dalam ajaran islam dan dalam hal ini warga indonesia banyak yang tak bisa membedakan antara adat dan ajaran, adat adalah tingkah laku atau pendidikan yang di turunkan dari sesepuh atau pendahulu kita (selain Nabi dan Rosul), sementara ajaran adalah pendidikan yang di bawa oleh Nabi dan Rosul kita dan ciri-ciri adat adalah bersumber dari sesepuh / pendahulu (Bukan Nabi dan Rosul) sementara ciri-ciri ajaran adalah bersumber dari Nabi dan Rosul (Ada Hadist shohihnya).

Hal ini saya sadari ketika saya mengikuti sebuah acara tahlil di daerah lain, dimana saya merasa ada yang beda antara pembukaan tahlil di tempat saya tinggal dengan di daerah lain yang sedang saya ikuti, jika tahlil ini suatu ajaran harusnya sama dimanapun tempatnya. Kedua saya mengikuti sebuah acara syukuran dan dengan hikmat saya mendengarkan nara sumber yang sedang memberikan fatwah ditengah-tengah bicaranya itu beliau sempat mengatakan "KH. (titik-titik) juga pernah melakukan syukuran seperti ini" yang jadi pertanyaan saya kenapa sumbernya KH kok bukan Nabi? ini membuktikan kalau ini adalah adat. Ketiga ketika saya menghadiri sebuah acara syukuran dimana disitu terdapat banyak orang dan diantara banyak orang itu hanya saya saja yang tidak memakai kopyah dan kemaja, saya hanya memakai kaos oblong biasa dan di tengah acara tersebut ada salah seorang yang menegur saya karena penampilan saya, dengan tanpa mengurangi rasa hormat saya mengatakan kepadanya "tak ada aturan dalam al-quran maupun hadist yang menyuruh memakai kopyah dan kemeja ketika menghadiri syukuran" dan dengan bantahan saya itu dia mengatakan "Setidaknya kita harus berpenampilan yang rapi ketika berkumpul sesama", saya pun membalas lagi "yang penting saya sudah menutup aurat saya, sementara kopyah itu digunakan tujuannya supaya rambut yang panjang tidak menutupi dahi ketika sholat, sebenarnya tak memakai kopyah tak masalah asal rambut itu tidak menutupi dahi entah bagaimana caranya".

Mengetahui tentang adat dan ajaran membuat saya lebih berhati-hati dalam bertindak, tapi bukan berarti adat seperti itu adalah adat yang jelek, saya akui adat seperti itu adalah adat yang baik termasuk membaca tahlil, syukuran juga menggunakan kopyah dan kemeja. Bacaan tahlil itu mengandung makna yang bagus, jika banyak kalangan mengatakan tahlil itu bid'ah dan harus di jahui maka apa yang kita lakukan juga banyak yang bid'ah, termasuk menggunakan Hp, memakai internet, memakai sendal, menggunakan sepeda motor.

Dalam menyikapi bid'ah memang sangat repot, tapi pedoman saya bid'ah adalah ajaran Nabi yang di tambah-tambahi, sementara adat itu bukan ajaran nabi. Kalau ajaran Nabi itu mengarahnya ke Hablum Minallah sementara adat mengarahnya ke Hablum Minannas. [Enha, 16 Januari 2016]

 

Sunday, January 3, 2016

WISUDA ITU BENCANA

Ini musim pergantian tahun pelajaran baru, para pelajar mulai sibuk denngan ujian dan momen kelulusan, ada yang mulai menyiapkan kata-kata kelulusan, ada pula yang menyiapkan pesta pora dengan menyiapkan cat semprot atau sepeda motor dengan kenalpot yang tak karuan suaranya.

Pagi hari ketika Omen sedang duduk santai di lapangan sambil memperhatikan anak-anak yang sedang berangkat sekolah tiba-tiba Kentos datang menyapanya.

"Hai Men, sendirian saja?" Tanya Kentos
"Oh iya Tos" Jawab Omen
"Kenapa belum pulang? lagi memperhatikan apa?"
"Itu lihat anak-anak berangkat sekolah soalnya kok jadi ingat ketika aku masih sekolah dulu"
"Men, kamu itu termasuk anak yang cerdas kenapa kamu tak lanjutin buat kuliah"
"Minat itu ada dulu, yakni di kota Malang tapi ketika aku ijin orang tua ternyata orang tua tidak merestui, dan dari situlah aku menguatkan hatiku untuk tidak melanjutkan kuliah dimanapun kecuali di kota itu"
"Ceritanya ngambek nih?"
"Nggak juga, memang awalnya tujuan saya memang disitu"
"Tapi menurutmu anak sekolah itu gimana Men?"
"Jadi anak sekolah itu menyenangkan, sudah kerjaannya minta uang tiap hari, banyak teman bermain, bersekolah adalah cara tepat untuk menghindari jadi pengangguran, tapi kalau sudah wisuda atau lulus itu yang susah"
"Kenapa bisa susah Men, bukannya tambah seneng?"
"Senengnya orang wisuda itu paling lama cuma sehari itu saja"
"Kok bisa?"
"Sekarang begini, ketika kita wisuda kita bakalan senang karena berhasil lulus bersekolah tapi tantangan sebenarnya adalah setelah itu, jika setelah lulus kuliah kita akan jadi seorang pengangguran maka orang di sekeliling kita terutama keluarga agak menanyakan terus masalah pengangguran itu, kemudian jika kita bisa mendapatkan pekerjaan dan pekerjaan itu tidak sesuai dengan pendidikan yang telah kita raih, artinya martabat pekerjaan itu di bawah pendidikan yang kita raih maka lagi-lagi keluarga akan menanyakan soal pekerjaan kita, contohnya saya lulus kuliah jurusan sarjana teknologi kemudian mendapatkan pekerjaan sebagai kuli panggul di pasar, mungkin keluarga akan bilang, kamu itu disekolahkan tinggi-tinggi malah pekerjaannya kuli panggul, hentikan pekerjaanmu. Kemudian problem yang ketiga adalah lulus kuliah mendapat pekerjaan yang layak tapi gaji tak layak, ini juga menuai protes dari keluarga, contohnya saya lulusan S2 kemudia bekerja sebagai guru tidak tetap dan gaji saya perbulan 300 ribu rupiah, hal seperti ini pun bisa menuai protes keluarga, mungkin akan bilang seperti ini, di sekolahkan tinggi-tinggi tapi cari kerjaan gajinya cuma segitu, jadi serba repotlah kalau sudah lulus dari kuliah"
"Wah iya juga Men, terus bagaimana itu"
"Gak tau juga aku, tapi tau konfliknya kayak gitu, aku lebih memilih tak kuliah"
"Dasar kau Men kalau ribet sedikit gak mau"
"Itu ribetnya banyak, apalagi cari kerja di Indonesia ini susah, kuliah kalau bisa bekerja sesuai dengan jurusan, gaji tinggi enak, tapi kalau kerjaan saja tak punya bisa di bicarakan orang tiap hari. Lebih memilih tak kuliah tapi bisa berkarya"
"Emang bisa Men"
"Contohnya tuh Markasan, dia anak berpendidikan dasar saja pekerjaannya mapan, omsetnya perhari saja bisa 100 sampai 200 ribu"
"Wah kalau Markasan itu jangan dibicarakan lagi, dia itu anak yang beruntung"
"Kalau bandingin Markasan sama Mas Rudi itu gak ada apa-apnya, biarpun Mas Rudi lulusan S1 tapi dia masih pengangguran saja, ibaratnya Markasan dan Mas Rudi sama-sama melewati jurang tapi caranya berbeda, Mas Rudi lewat jembatan yang sudah ada sementara Markasan melompatinya dan Markasan berhasil melompati jurang tersebut. sekolah itu ibarat jembatan untuk menempuh antara kehidupan yang satu menuju kehidupan yang lebih baik"
"Aku kok gak faham Men"
"Waduh Tos otakmu daya tangkapnya lemah, pergi ke tempat Markasan sana"
"Ngapain?"
"Biar di solder otakmu, mungkin kabelnya ada yang putus"
"Hah, emangnya aku lampu, pakai di solder segala"
"Hahaha... ya udah ayo pulang Tos, sudah siang"
"Ayo..." [Enha, 4 Januari 2016]


Saturday, January 2, 2016

DAN MULAI MELIRIK LAGI



Udara dingin kembali ku sapa
Dataran tinggi mulai menghadang di depan mata
Hijau, hijau dan hijau
Berliku di antara tebing yang menjulang

Gemiricik air mulai menyapa
Kabut yang mulai turun
Tampias air turun dari surga
Dan alam sekitarpun mulai menyapa

Kaki ini mulai terasa lelah
Dahaga merasuk mulai dari tenggorokan

Rasanya aku tak punya penyakit lagi
Rasanya paru-paru ini tak protes lagi

Mendaki lagi?
Mungkin itu jawaban dari kelelahan ini

Enha, 1 Januari 2016
loading...