Cerita-Cerita

Cerita ini ada yang nyata tapi juga ada yang fiktif, cerita ini di ambil dari pengalaman pribadi yang sering di alami di setiap harinya.

Cerpen

Cerpen ini di buat dari konflik yang kerap terjadi di masyarakat atau dari pengalaman pribadi.

Artikel

Artikel ini bentuk argumentasi penulis yang di tuangkan dalam sebuah tulisan di blog.

Puisi

Puisi ini di buat dari curahan hati si penulis, entah itu tentang asmara, konflik pemerintahan maupun budaya.

Wednesday, December 30, 2015

TAHUN BARU TANGGAL PIRO TO?

Siang itu ketika Omen lagi duduk santai di tempat kerjanya, tiba-tiba Markasan datang dengan wajah yang masih lesu karena baru bangun dari tidur panjangnya.

"Hai Men" Sapa Markasan
"Enak ya jam segini baru bangun" Balas Omen
"Aku lembur kerja sampai pagi Men"
"Wah pekerja keras berarti"

Lagi enak-enakan ngobrol Handphone jadul Omen berbunyi

"Assalamu'alaikum siapa ini?" Tannya Omen
"Wa'alaikum salam, ini aku Men, Cak Mad" 
"Oh Cak Mad, ada apa ya Cak?"
"Tahun Baruan kemana nih?"
"Gak tau Cak, ngikut teman-teman aja"
"Gak ke Surabaya?"
"Gak tau juga, soalnya rencana teman-teman mau ke Malang?"
"Oh, kalau begitu kita ketemu di Malang, aku juga mau ke Malang"
"Gampanglah cak"

Markasan menyolek Omen, dia ingin ngomong sama Cak Mad

"Cak ini Markasan mau ngomong"
"Oh, berikan saja sama Markasan"
"Halo Cak Mad, apa kabar?"
"Halo San, kabar baik, ada apa ya San?"
"Cak Mad kapan pulang aku mau nitip barang dagangan toko"
"Oh, belum bisa mastikan pulang kapan, uangnya berikan Omen saja nanti pas tahun baru ketemu saya belikan barang yang kamu pesen"
"Tahun baru iku tanggal piro Cak (Tahun baru itu tanggal berapa Cak)?"
"Hahahahaha......." Omen dan Cak Mad tertawa terbahak-bahak
"Tahun baru itu tanggal 14 bulan" Kata Cak Mad sambil tertawa
"Tanggal 14 bulan itu tanggal berapa Cak?" Markasan terus bertanya dan penasaran
"Udah tanya Omen saja, pokoknya uangnya titipkan Omen nanti aku belikan barangya"
"Oke Cak" Markasan menutup Teleponnya

"Hai Men aku pesan barang sama Cak Mad dan uangnya suruh nitipin kamu" Kata Markasan
"Mana uangnya nanti tak kasihkan ke Cak Mad pas tahun baru" Kata Omen
"Emang tahun baru itu tanggal berapa toh Men?"
"La tadi katanya tanggal berapa?"
"Kata Cak Mad tanggal 14 bulan"
"Salah San, Tahun baru masih menunggu  keputusan sidang isbat pemerintah" Jawab Omen sambil tersenyum
"Jadi belum di putuskan ya Men?"
"Ya... Heheheh..." Jawab Omen [Enha, 30 Desember 2015]

Sunday, December 27, 2015

DINDA


Makin kesini makin mengerti
Makin kesini makin memahami
Makin kesini makin dekat
Makin kesini makin saling cerita

Makin kesini makin yakin
Makin kesini makin percaya

Dan waktu berjalan tanpa sadar
Dunia seperti tak pernah tau rasa
Bahkan aku merasa aku terus muda
Pada akhirnya usia mulai menua

Entah berapa kali matahari terbit dan terbenam
Entah berapa kali mereka ucapkan selamat ulang tahun buatku
Hidup ini cuma main-main
Dan akhirnya aku tersadar dinda tak pernah hadir

Entah setelah ini.........

Enha, 28 Desember 2015


Wednesday, December 23, 2015

ORANG MISKIN DILARANG SAKIT

Pagi ini cerah tapi kecerahan cuaca pagi ini tak menular dalam diri Omen, kabar duka menyelimuti Omen, dia tampak lemas dan pucat bahkan dia jarang bergaul lagi seperti biasa, hari-harinya di habiskan dengan tiduran dan baca buku di rumah.

Suatu hari tampak Omen keluar rumah, dia sedang duduk-duduk santai di depan rumahnnya sore itu, biasanya dia sudah membawa sepatu bolanya di lapangan untuk bermain bola tapi pemandangan kali ini tampak beda, ia terlihat lebih santai di depan rumahnya.

"Bang Omen" sapa Denis yang kebetulan lewat naik sepeda ontelnya
"Halo Den" Balas Omen

Denis berhenti dan ikut duduk-duduk santai dengan Omen

"Bang, sekarang kok jarang nongkrong seperti biasa?"
"Lagi kurang enak badang Den"
"Sakit apa bang, kelihatannya serius banget?"
"Iya ni Den, saya di fonis dokter sakit paru-paru"
"Hah, pantesan Bang Omen jarang mendaki gunung lagi sekarang"
"Iya padahal sudah pengen banget mendaki lagi"
"Sabar bang, kok bisa bang kena penyakit paru-paru"
"Aku sendiri tak tau Den, tapi ini virus yang buat seperti ini"
"Parah ya bang?"
"Kata dokter tidak terlalu parah tapi tetap di obatai, orang miskin seperti saya harusnya dilarang untuk sakit"
"Kok gitu bang?"
"Iya, yang harus sakit itu seharusnya kaum kaya yang banyak uang"
"Bukankah sekarang ada pengobatan gratis bang?"
"Memang benar tapi administrasinya lama, mesti ngurus surat inilah, surat itulah, ngantrinya juga panjang, kemarin saja saya ambil yang bayar waktu administrasi di rumah sakit, jadi langsung di panggil, sementara yang gratis harus mengantri seperti  ular, panjang banget, terus untuk yang berbayar obatnya juga mahal cuma kualitasnya lebih bagus, contohnya obat untuk penyakit saya ini selama sebbulan menghabiskan kurang lebih 500 ribu dan pengobatan ini harus berjalan selama 6 bulan, bisa jual tanah sama rumah aku kalau begini keadaannya, sementara kalau aku ambil yang gratis harus mengantri lama dan bertele-tele persyaratannya bisa-bisa mati duluan aku sebelum di tangani, jadi kamu yang termasuk keluarga miskin jangan sampai sakit Den, dan oleh sebab itulah kita sebagai keluarga  miskin di larang sakit."
"Oh gitu ya bang, kalau gitu aku mau menjaga tubuhku supaya tidak sakit" Enha, 23 Desember 2015


*Judul cerita ini di ambil dari Judul Buku Karya Eko Prasetyo

Monday, December 21, 2015

IJOLAN SANDAL



Hari jum’at ketika tarhim berkumandang Omen langsung pergi ke kamar mandi dan segera mandi untuk persiapan menunaikan sholat jum’at, hari ini ada yang beda, Omen senyam senyum sendiri melihat sandal barunya.

Ketika keluar rumah hendak berangkat ke Masjid tiba-tiba ada Denis yang hendak ke masjid juga.

“Bang mau ke masjid?” Sapa Denis
“Ia Den” Jawab Omen
“Ayo barengan bang”
“Ayuk”

Di tengah perjalanan ke masjid mereka terus berbincang-bincang.

“Bang Sendalnya baru nih?” Tanya Denis
“Alhamdulillah ia Den” Jawab Omen
“Tumben bang punya uang buat beli sandal”
“Ini hasil menabung selama sebulan Den”
“Pasti mahal ya bang?”
“Den, kayak gak tau aku aja, makan tiap hari aja kadang ada kadang gak, masak sandalku harganya mahal”
“Iya ya bang, bang Omen kan pengangguran, hehehe”

Sampai di masjid mereka langsung bergabung di barisan jama’ah depan, mereka mendengarkan khatbah dengan hikmat, apalagi Omen mulutnya terus mengeluarkan kata-kata istighfar, meski tampangnya humoris bahkan kadang juga tak serius tapi jika beribadah dia tak mau kalah sama para alim ulama, bahkah ia pernah berkata “Aku tau aku belum tentu di jamin masuk syurga dan aku tau kalau Nabi Muhammad SAW sudah di jamin masuk syurga tapi jika Nabi Muhammad menantangku untuk taat beribadah aku ladeni tantangannya”.
Usai sholat jum’at Omen clingak-clinguk di depan masjid, mukanya berubah seperti orang blo’on, tiba-tiba dari belakang Denis menyapanya.

“Hei Bang Omen kenapa?” Tanya Denis
“Sandal saya hilang Den” Jawab Denis
“Kok bisa bang, tadi di taruh mana?”
“Ya disini”
“Mungkin si pencuri tau kalau sandal bang Omen baru jadi ya diambil”
“Wah kurang ajar tu orang, ya udah ayo pulang”

Seminggu kemudian tepatnya pada hari jum’at ke dua pasca hilangnya sandal Omen, kali ini Omen memakai sandal baru lagi meski yang kali ini merknya lebih rendah tapi sandal ini termasuk sandal baru, apalagi sandal ini adalah hasil hutang di toko Bu Salamah.

Pada Jum’at kedua ini Omen tak lagi berada pada barisan jama’ah depan melainkan ia berada pada jama’ah barisan belakang tepatnya didepan sandalnya sendiri, jadi ketika usai selesai sholat jum’at ia langsung bisa memakai sandalnya yang berada tepat dibelakangnya.

Ganti baju usai sholat jum’at Omen langsung berkumpul bersama gerombolannya di warung rujak milik Mbak Tin, lagi asik-asik bergurau tiba-tiba Kentos membuka obrolan baru.

“Di masjid itu ternyata ada pencurinya juga ya “ kata Kentos
“Maksud kamu Tos?” tanya Cakil
“Iya tadi sandal bapakku hilang waktu selesai sholat jum’at”
“Punyaku juga” Sahut Omen
“Sandalmu baru gitu kok Men” sahut Cakil
“Bukan yang ini, ini aja tadi waktu sholat jum’at aku tungguin, sholatku tepat di depat sandal ini, masak harus hilang untuk kedua kalinya apalagi ini sandal hasil hutang. Hehehe”
“Dasar kau Men” Kata Cakil
“Jadi konsentrasiku terbagi antara sholat dan sandal hehehe, tapi kelihatannya hari jum’at besok aku punya cara supaya sandalku tak hilang lagi”
“Gimana Men” Tanya Kentos
“Lihat saja besok” kata Omen

Hari jum’at ketiga pasca hilangnya sandal Omen telah tiba, Kentos dan Cakil sudh datang ke masjid duluan sementara Omen datang bersama Denis. Kali ini mereka melaksanakan sholat jum’at dengan hikmat dan usai sholat jum’at mereka pulang bersama.

“Eh Bang Kentos dan Bang Cakil” kata Denis keluar Masjid
“Eh Denis” sapa kentos dan cakil
“Gimana sandal kalian berdua?” tanya Omen kepada Kentos dan Cakil
“Aman, hehehe” Jawab mereka berdua sambil menunjukkan tas plastik yang berisi sandal mereka
“Kamu sendiri gimana Men?” tanya Cakil
“Aman juga”
“Punyaku juga aman Bang” Sahut Denis
“Kalau punya kamu jelas aman Den, siapa yang mau sandal bergambar kartun, apalagi ukuran anak kecil” Sahut Cakil
“Bang mana sandal Bang Omen” Tanya Denis
“Itu ujung utara satu sama itu ujung selatang satu, kalau pencurinya masih mau ambil juga berarti cari mati, lagian gak mungkin mau pencuri mencari-cari dulu barang yang mau di curi, malah ketahuan pemiliknya nanti, hahaha” Jawab Omen
“Hahaha dasar kau Men, ada aja akalmu” Kata Kentos. Enha, 22 Desember 2015

Wednesday, December 16, 2015

REVOLUSI MENTAL


Indonesia merdeka sudah 70 tahun, berbagai macam peristiwa sudah dirasakan, bermacam-macam statmen sudah layangkan demi membektuk masyarakat indonesia yang gemah ripah lohjinawe, sampai baru-baru ini muncul statmen baru yakni revolusi mental.

Dari pandangan pemikiran saya statmen ini memang perlu di terapkan dalam bangsa indonesia, apalagi dengan kondisi bangsa indonesia yang menurut saya mengalami ke bobrokan mental, terutama pejabatnya yang harusnya memberikan contoh untuk masyarakatnya.

Indonesia tak pernah lepas dari kasus korupsi, hampir tiap periode pergantian kepemimpinan pasti ada kasus korupsi, coba bisa atau tidak jika cuma setahun saja tanpa ada kasus korupsi di Indonesia, kasus korupsi merajai kasus-kasus yang ada di Indonesia, sampai-sampai Gubernur DKI Jakarta membuat sebuah tindakan pemecatan untuk kepala daerah yang melambungkan anggaran tak wajar untuk kepentingan tertentu, ini semua dilakukan Ahok untuk mencegak korupsi.

Revolusi memtal memang perlu diterapkan tapi di mulai dari pejabat, kalau pejabatnya bobrok dan tak punya etika jangan harap Revolusi Mental bakal berhasil sampai ke rakyat.

Enha, 17 Desember 2015

Sunday, December 13, 2015

WAKTU YANG SENJA

Cakrawala mekar dengan panasnya yang membara
Besar dan bersinar dengan terangnya
Berjalan pelan tapi pasti ke arah barat
Menuju tempat bersemayamnya untuk sementara

Hari terus berjalan berganti bulan
Bulan pun berangsur menjadi tahun

Tahun bertambah, usiapun menambah
Rambut hitam berubah pudar memutih

Kulit segar menjadi berkeriput
Tulang yang tegak mulai merunduk lemas
Mata yang mulai pudar membuta
Telinga yang mulai tak berfungsi dengan normalnya

Zaman mulai bertambah umur
Dan kiamat semakin dekat.

Enha, 14 Desember 2015

RUJAK SAMBAL CUMI-CUMI




Rujak, mungkin nama makanan ini sudah tak asing lagi di telinga sebagian besar warga indonesia, apalagi di telinga masyarakat Jawa Timur. 

Desa Bulu tempat aku tinggal ini terkenal dengan makanan rujaknya, rasanya yang pedas berpadu dengan sambal ikan yang nikmat sangat cocok untuk selera orang Jawa Timur  yang terkenal dengan watak kasarnya. Tapi kali ini aku akan bercerita soal Rujak dengan sambal cumi-cumi.

Entah hari apa waktu itu saya lupa, seorang teman mengajakku untuk nongkrong sambil makan rujak di tempat langganan kami, ketika saya masuk tanpa saya bertanya sang penjual rujak yang bernama Mbak Tin pun langsung berkata "Rujak pakai sambal cumi-cumi ya" dan saya pun menjawab "Iya Mbak". Pada dasarnya Mbak Tin sudah tau kesukaan saya dengan sambal cumi-cumi.

Setengah jam kemudian rujakpun selesai di racik dan kami siap untuk menyantapnya, menikmati buah rujak yang segar juga aroma sambal cumi-cumi yang nikmat dalam suasana desa yang mendung sangatlah pas. Rujak hampir habis tapi perut belum begitu kenyang dan akhirnya kami campur dengan nasi jagung, inilah makanan favorit anak-anak di desaku yang mencampurkan rujak dengan nasi jagung.

Mungkin sahabat blogger banyak yang belum pernah mencoba makanan seperti ini tapi jika mencobanya saya yakin pasti ketagihan, apalagi jika di campur dengan gorengan tempe ataupun tahu, kalaupun mampir di kota Tuban tepatnya di Desa Bulu cobalah untuk mampir sebentar dan mencicipinya, di jamin maknyus ma'e.... apalagi buat yang gemar rasa pedas.

Enha, 13 Desember 2015

Friday, December 11, 2015

TUBAN MENDUNG

Musim hujan telah datang diberbagai daerah termasuk di daerah Tuban tempat saya tinggal, hampir setiap hari kota ini di selimuti dengan mendung, mendung pekat sepekat perasaan Tuban akhir-akhir ini.

Hari Jum'at kemarin 11/12/2015 telah terjadi kecelakaan di desa saya, yakni Desa Bulu, tepatnya di depan TPI Bulu, seseorang pengendara sepeda motor tergeletak bercucuran darah setelah di hantam mobil Truk pengangkut pasir tambang, siapa sangka kalau Korban adalah seorang aktivis lingkungan yang terkenal di kota Tuban.

Edy Toyibi namanya beliau adalah orang Bancar yang aktif dalam bidang lingkungan, bisa di bilang dia adalah bapak alam Tuban, saya memang tak kenal betul dengan beliau tapi saya pernah bertemu sekali kala menghadiri undangan Disnatalis Mahasiswa Pecinta Alam Unirow Tuban, beliau ramah, baik meski kadang cengengesan.

Pantas kalau beliau disebut sebagai bapak alam Tuban, selain beliau aktivis lingkungan beliau juga pendiri Sispala dan Mapala di sebagian besar kota Tuban, beliau juga aktivis penjelajah goa, sudah puluhan goa telah beliau jelajahi, kecintaannya terhadap alam patut di beri penghargaan lebih.

Kini beliau benar-benar menyatu dengan alam, menyudai perjuangannya untuk melindungi alam yang ia cintainya, tapi meskipun raganya telah terkubur dalam tanah, semangat dan impiannya atas kecintaannya terhadap alam menyatu dalam generasi penerusnya. Mas Edy Toyibi selamat jalan dan terima kasih engkau telah memunculkan generasi penerus yang luar biasa.

Enha, 12/12/2015
loading...