Cerita-Cerita

Cerita ini ada yang nyata tapi juga ada yang fiktif, cerita ini di ambil dari pengalaman pribadi yang sering di alami di setiap harinya.

Cerpen

Cerpen ini di buat dari konflik yang kerap terjadi di masyarakat atau dari pengalaman pribadi.

Artikel

Artikel ini bentuk argumentasi penulis yang di tuangkan dalam sebuah tulisan di blog.

Puisi

Puisi ini di buat dari curahan hati si penulis, entah itu tentang asmara, konflik pemerintahan maupun budaya.

Sunday, November 27, 2016

Muhammadiyah Berkemajuan, Selamat Milad ke 104

Takdir melahirkanku sebagai manusia kecil diantara elemen kelompok-kelompok besar yang mendominasi naluri, egoisme, serta nafsu disetiap sanubari manusia di sekelilingku, takdir menuntunku berjalan dalam sebuah pendidikan-pendidikan besar karya negeri juga karya kelompok-kelompok organisasi hebat indonesia, Takdir pula yang menjatuhkanku untuk berdiskusi, menuntut ilmu, mencari apa yang harus aku cari, mengerti apa yang harus aku ngerti dalam sebuah lembaga pendidikan karya K.H. Ahmad Dahlan.

Pendidikan seperti tak kenal sekolah lain selain Muhammadiyah, organisasi seperti tak kenal organisasi lain selain Muhammadiyah, gerakan karya K.H Ahmad Dahlan ini sangat melekat dalam pikiran dan jiwaku, ajarannya sangat mendominasi setiap ibadahku, suatu hal wajar pasalnya dari kecil aku di didik dalam naungan perguruan Muhammadiyah, mulai dari Taman Kanak-Kanak hingga jenjang Sekolah Menengah Atas.

Lingkup keluarga dari ibu lebih condong ke Muhammadiyah sementara dari Ayah lebih condong ke Nadlatul Ulama, tapi bukan berarti kami harus berseteru membenar-benarkan dan saling menyalahkan tapi justru variasi seperti inilah yang membuat keluarga kami harus belajar saling memahami.

Tumbuh besar dengan pemikiran ajaran Muhammadiyah tak membuat saya harus menyombongkan Muhammadiyah itu sendiri, justru aku semakin mengkaji dan mencari antara Muhammadiyah dan Nadlatul Ulama, meski kerap dibilang gaya pemikiran saya kontroversi atau islam liberalis tak membuat saya untuk berhenti atau mundur untuk  tetap mengkaji dan mencari, keluarga juga tak memaksakan harus ikut Muhammadiyah ataupun Nadlatul Ulama, keluarga hanya berpesan asal tidak keluar dari aturan Al-Qur'an dan Sunnah Rosul itu saja.

Dari Muhammadiyah menuju NU, berpegang dari ajaran Muhammadiyah untuk mempelajari ajaran NU, itu yang sedang saya lakukan.

Milad Muhammadiyah ke 104, hanya sanggup mengucapkan terima kasih telah mengisi ruang kosong dalam pikiranku selama ini, telah mengajari gaya berfikir yang cukup membuat saya bangga, telah menunjukkan jalan yang harus saya tempuh, telah mengajarkanku bagaimana rasa saling berbagi kepada sesama tanpa membedakan, telah mengajari bagaimana harus bersikap menanggapi sesuatu. Harapan semoga Muhamadiyah terus bisa menciptakan kader yang kritis dalam segala hal, menciptakan kader yang dapat mengayomi berbagai golongan, menciptakan kader berkemajuan yang selektif.

"Perbedaan itu gak pernah ada yang ada hanya persamaan yang dibeda-bedakan" Hisyam Noer.

Thursday, September 29, 2016

Seperti Terlahir Kembali


Ku Buka Mata Dan Kulihat Dunia
Tlah ku Terima Anugrah Cinta

Ku Cari Sesuatu yang Mampu Mengisi Lubang Ini
Ku Menanti Jawaban Apa yang Dikatakan Oleh Hati
(Letto : Lubang di Hati)

Siapa saya? seperti ada sesuatu yang aneh ketika bangun pagi ini, seperti ada suasana asing yang mulai mengintip menyelinap diantara ego ini. Tak dapat ku pungkiri bahwa ini adalah dunia dimana aku harus berjuang untuk menaklukannya.

Bayang semu menghantui yang melintas setiap hari, tak pernah terlihat tak pernah tampak tapi ia selalu ada ketika aku butuh, ia selalu ada ketika hati ini luluh oleh genderang-genderang yang mengguncang dunia karena ulah sesuatu mahkluk pembuat onar.

Masih terdiam diatas kasur dengan tenang, begitu tenang sampai tak terasa air liurpun menetes di sela-sela mulut yang masih kaku untuk bicara. Terdiam diantara lamunan kosong tentang angan-angan siapa saya?, ini dimana? dan sedang apa saya?

Organ tubuh yang mulai bergerak pelan, berjalan diantara keseimbangan yang rapuh sementara mulut tersenyum spontan kala melihat kupu-kupu indah terbang tanpa beban diantara rintikan air hujan. Apa aku harus murung, apa aku harus menangis, mungkinkah tangisanku bakal memperjelas aku ini siapa?.

Kembali bayang semu melintas diantara sujudku, hadir di sela-sela jawaban dari do'aku, tersenyum dari kejahuan akan tangis permohonanku, sampai akhirnya aku tersadar dari mimpi besar ini.

Tak ada yang perlu di khawatirkan selama Allah masih memiliki sifat Maha Pemurah Lagi Maha Penyayang.

Oh Rasa Cinta Bersabarlah Menantinya
Walau tak terlihat tapi kupercaya cinta itu indah
(Letto : Cinta Bersabarlah)


Saturday, July 23, 2016

POS KETAN

8 Juli 2016 merupakan hari yang spesial buatku, bukan bertepatan di hari kelahiranku melainkan pada hari itu aku bersama ketiga kawan kampungku berangkat menuju kota Malang, start perjalanan setelah sholat jum'at, persiapan selesai dan kamipun langsung berangkat.

Melewati kota Tuban, Babat dan masuk Jombang kami terpisah, satu temanku menuju Tulungagung sementara aku dan kedua temanku yang menuju Malang terpisah satu sama lain. Kemudian kami mencoba menghubungi dan berencana bertemu di SPBU Kandangan, setelah perjalanan sekitar 30 menit akhirnya kami saling bertemu di SPBU Kandangan.

Perjalanan berlanjut hingga memasuki kabupaten Malang, di daerah pujon langit sudah mulai menghtam dan adzan maghrib berkumandang tapi perjalanan terus kami lanjutkan hingga memasuki daerah Batu Kota. Kendaraan yang padat dan suasana yang ramai membuat jalanan Kota Batu macet sehingga kami harus melewati jalan-jalan alternatif.

Kami menyempatkan berhenti dai daerah alun-alun Kota Batu dan mampir sejenak di sebuah toko, di atas toko itu ada sebuah papan nama yang bertuliskan POS KETAN, rasa penasaran saya memuncak dan akhirnya kami masuk toko tersebut didalam terdapat aneka menu ketan dengan berbagai macam rasa.

Tiga porsi pesanan kami, Ketan Sambal Jagung, Ketan spesial dan saya pesan Ketan Misis, cicipan pertama sudah mulai memikat lidah saya, rasa misis bercampur dengan parutan keju dan taburan susu membuat nafsu makan saya terhadap ketan ini seketika naik.

Habis satu porsi rasa saya  tak terima, saya ingin tambah lagi tapi sayang karena banyak yang ngantri membuat saya tidak sabar dan memutuskan untuk menunda lain kali saja melahapnya lagi.

Dalam perjalanan aku terus berangan, kenapa orang seperti saya yang tak begitu suka dengan ketan bisa ingin tambah lagi, satu kata dalam benaksaya "Cerdas" penggagas pos ketan ini sungguh cerdas, andai kata pos ketan ini di bawa di kampung saya kira-kira laku apa tidak ya? Pos Ketan Luar biasa nikmat dengan menu yang beraneka macam.


Tuesday, February 23, 2016

NO TOTTI NO PARTY



Saya tak tau harus berbicara mulai darimana, saya tak tau saya pantas berbicara soal AS Roma atau tidak, Saya juga tak tau saya layak sebagai Romanisti atau tidak. Roma berjuluk sebagai kota abadi di negara italia, Roma adalah salah satu tempat yang menjadi cita-cita tujuan saya kelak jika saya bisa ke sana, bukan hanya kotanya yang indah, bukan hanya gerejanya yang megah, bukan hanya budayanya yang unik, bukan hanya sejarahnya yang patut untuk dipelajari, tapi karena disana ada AS Roma dan Totti juga.

Apakah saya Romanisti? Pertanyaan ini muncul ketika saya dipandang orang sekitar sebagai pendukung klub AS Roma, saya sendiri tak tau apakah saya Romanisti atau tidak pasalnya saya jarang menonton pertandingan AS Roma secara live, baik langsung di stadion maupun lewat televisi, bahkan tahun berapa saja AS Roma Scudeto saya tak hafal tapi berita bola yang saya baca hanya yang berkaitan dengan AS Roma, Jersey terbanyak yang saya punya hanya AS Roma, Poster bola terbanyak yang saya punya hanya AS Roma, patokan referensi sepakbola saya baik itu penyerangan dan pertahanan hanya AS Roma, dan sosok yang ijadi inspirator saya ketika menjadi sepakbola hanya Francesco Totti, santun, ramah, sopan meski kadang terlihat garang di posisi-posisi tertentu baik dilapangan maupun di luar lapangan.

Francesco Totti, aku mengenalnya ketika aku masih duduk di kelas empat bangku sekolah dasar, aksinya memukau kala melawan Juventus dan itu pertandingan AS Roma pertama yang aku lihat, tahu tentang dia membuatku untuk menelusurinya lebih jauh, baik kesehariannya, sikapnya juga. Lambat laun saya tau bahwasanya dia adalah didikan asli akademi sepak bola AS Roma, di tahun 1992 ia mengawali karirnya di tim senior hingga artikel ini di tulis ia tetap berseragam AS Roma. Dia bukan hanya sekedar captain, atau ikon dari klub AS Roma tapi dia juga dongkrak dari managemen kepengurusan AS Roma, dia berkali-kali mengatakan ingin meninggalkan klub jika tak bisa mendatangkan pemain muda yang berpotensi.

Peformanya yang luar biasa terus mengiringi langkahnya membawa AS Roma dan Negaranya ke tahta tertinggi, bahkan insiden patah kaki yang pernah menghampirinya tak menyusutkan karirnya, dia terus ada namanya dalam setiap periode sepakbola, bahkan Rudi Garcia pernah mengatakan Raja kota Roma bukan hanya Paus tapi Totti juga.

Berdebat dengan pelatih masalah taktik sudah berulang kali ia lakukan dan yang terbaru adalah ia harus bersetru dengan Luciano Spaletti, seorang pelatih yang pernah mengantarkan AS Roma menjuarai copa italia dan prestasi individu Totti sebagai peraih Sepatu Emas.

Memang usia Totti sudah memasuki masa dimana ia harus mulai memikirkan untuk pensiun, tapi ia pernah berkata kalau memungkinkan ia akan bermain sampai usianya 50 tahun, kebugaran dan kecepatan yang tak lagi seperti dulu membuat pelatih Luciano Spaletti untuk lebih banyak mencadangkannya, memang itu kebijakan yang sangat baik tapi akan lebih baik jika seorang pemain sepak bola berada di dalam lapangan daripada duduk di bangku cadangan, apalagi itu pemain sekelas Totti. Umpan Totti masih bisa jadi andalan, Shooting Totti masih akurat dan bertenaga dan yang terpenting karisma Totti selalu membawa perbedaan dalam sebuah pertandingan.

Peran Totti sangat penting di setiap pertandingan As Roma, hingga di setiap pertandingan bagian curva sud selalu ada slogan No Totti No Party, pentingnya Totti bukan hanya di dalam lapangan saja tapi di managemen klub ia pun sangat penting, bahkan untuk menjadi seorang pelatih AS Roma tidak hanya harus mendapatkan persetujuan dari Presiden AS Roma saja tapi juga persetujuan Totti.

Aku belajar banyak dari Franceso Totti, aku belajar bagaimana dia dribling, bagaimana dia Shooting, bagaimana dia asist, bagaimana dia bermain bersama generasi yang jauh lebih muda, bagaimana dia berbicara dengan media, bagaimana dia menunjukkan loyalitasnya. Prestasi yang diberikan untuk klub maupun individunya juga luar biasa, mengantarkan klub meraih scudeto, mengantarkan klub meraih coppa italy, sebagai top score AS Roma sepanjang masa, Sebagai salah satu Top Score Seri-A sepanjang masa untuk satu klub, Peraih sepatu emas, pencetak rekor gol tertua di liga champion dan masih banyak yang lainnya.

Konflik Totti dan Luciano Spaletti semoga cepat berakhir dan para Romanisti bisa kembali melihat Sang Captain, Sang Pangeran, Sang Ikon, sang Raja AS Roma kembali beraksi di lapangan. Aku yakin Totti tak akan tinggalkan AS Roma karena dia sangat cinta dengan klub yang telah membesarkannya, itu terbukti ketika ia menangis di tribun kala mendengar lagu dukungan dari para Romanisti saat AS Roma melawan Pelermo yang membuat kedudukan 5-0 untuk kemenangan AS Roma. Aku yakin Kalaupun ia harus tinggalkan AS Roma ia memilih untuk pensiun daripada berlabuh untuk klub lain. He is (Francesco Totti) my teacher football. EnHa For Totti, 24 Februari 2016

Saturday, February 20, 2016

JOMBLO TERHORMAT




Dunia terus berputar dan umur terus berjalan maju, bahkan lajunya tak bisa ku hentikan meski Cuma semenit saja, tua itu pasti dan dewasa adalah sebuah pilihan.

Bicara soal pernikahan, jodoh atau pasangan hanya angka nol yang bisa aku tunjukkan dan status jomblo adalah status yang mereka sebut terhadap kehidupan ini.

Rasa iri terselip diantara perasaan ketika mata mulai memandang dua sejoli bergandeng bergurau tertawa lepas kala mereka berbagai kesenangan atau mungkin ketika melirik dua orang kaum adam dan hawa yang menangis saling merangkul kesedihan yang ada tapi hati terasa bangga ketika kedua momen itu tiba-tiba berubah jadi amarah dan saling membenci satu dengan yang lainnya.

Termenung diantara bayangan yang terngiang-ngiang dalam benak pikiran ini, kenapa mereka bisa saling bercinta, kenapa mereka bisa berbagi kesedihan dan kenapa mereka tiba-tiba bisa berubah meluapkan amarah antara satu dengan yang lainnya.

Ketika saling bergandeng tangan , tertawa gembira mereka seperti kemasukan malaikat tapi ketika tiba-tiba saling menyalahkan dan akhirnya bermusuhan satu sama lain dan saling mencaci layaknya mereka sedang kerasukan rajanya iblis, dan ketika itulah mulut ini mulai tersenyum sinis meliriknya.

Apa yang mereka khayalkan kemarin sehingga bisa saling tertawa dan apa yang mereka perdebatkan sehingga membuat mereka tiba-tiba saling mencaci, mungkin cinta susah untuk di tebak, baik laju, momen maupun kondisi satu dengan pasangannya.

Benak ini hanya memiliki sebuah prediksi sederhana, kesimpulan yang rasional yang telah terekam dalam benak ini bahwa mereka bergandengan, mereka tertawa bersama tak lebih hanya ingin cari sensasi. Mereka hanya ingin meningkatkan popularitas saja dan tak pernah ingin membangun sebuah komitmen bakal terus tertawa bersama, terus menangis bersama sampai mereka saling berganti terkubur oleh tanah.

Mungkin aku juga pernah merasakan cinta tapi tak pernah se-gila mereka, bergonta ganti pasangan bukan hobiku, apalagi hanya sekedar untuk cari sensasi, sengaja membuat suasana menjadi runyam dan akhirnya saling mencaci dan berpisah membawa sebongkah dendam untuk pembalasan masa yang akan datang.  Satu cinta untuk selamanya, untuk satu kehidupan dan satu massa dan bongkahan cinta yang besar bisa terbagi sesuai kondisinya layaknya cinta untuk keluarga dan cinta untuk orang lain dalam artian teman atau orang-orang terdekat. Enha, 20 februari 2016

Thursday, February 4, 2016

BAGI SAYA DIA PROFESOR

Dulu saya menngenal seorang ilmuan ketika saya masih duduk di bangku SMP, kala itu paman saya memberikan sebuah buku setebal kira-kira 4cm dengan panjang kira-kira 20cm dan lebar 15cm, buku itu berjudul 100 Tokoh Yang Paling Berpengaruh Di Dunia karya H. Hart.

Hampir bertahun-tahun saya membaca buku tersebut karena memang buku itulah satu-satunya buku yang saya punya selain buku pelajaran, dalam buku tersebut ada nama-nama hebat yang muncul mulai dari Nabi saya Muhammad SAW yang menduduki urutan pertama sampai Adolf Hitler yang merupakan orang terkejam di dunia, tapi lewat buku tersebut saya juga mengenal beberapa ilmuan kondang seperti Albert Einstain, Tomas Alva Edison, Ludwing Van Beethoven, hingga Sidarta Gautama Budha.

Mereka adalah orang-orang isnpirator buat ku kala itu, aku yang masih duduk di bangku SMP memiliki tekat untuk menjadi rival mereka dalam sejarah dunia, sayangnya mereka hidup di zaman yang jauh sebelum saya di ciptakan. 

Masuk ke jenjang perguruan yang lebih tinggi saya mengenal beberapa orang-orang baru yang mungkin bisa membuat semangat belajar saya naik, ada Lintang, Ikal dan Mahar dalam serial kisah Laskar Pelangi, hasrat mengidolakan mereka mulai muncul tapi saya tetap tak akan melupakan buku pegangan saya dari awal hasil pemberian paman saya.

Lepas dari dunia sekolah ada satu teman saya yang menjadi sorotan khusus, dia bernama Abdul Hasan seoarang teman dari kecil hingga saat ini. Awalnya saya ragu akan kelangsungan hidupnnya pasalnya dia di cap sebagai orang bodoh kala dia masih sekolah dulu, pendidikannya hanya lulus pada Sekolah Dasar saja. Pengamatanku berawal ketika dia bekerja sebagai pedagang kopi lesehan dan yang ada di benak saya kala itu dia terlalu nekad untuk berjualan, bagaimana dia bisa membedakan berbagai macam barang contohnya berbagaimacam minuman, belum lagi bagaimana dia bisa bertransaksi dengan menghitung jumlah total pembayaran maupun pengembalian pembeli.

Semakin lama dia semakin membuat saya kaget, dia memutuskan untuk berhenti berjualan kopi lesehan dan beralih menjadi servis elektro yang menangani spesialis lampu rumahan maupun lampu yang biasa di gunakan perahu, saya tak habis fikir bagaimana dia bisa menghitung tegangan listriknya, bagaimana dia bisa menentukan transistor yang di pakainya, bagaimana dia bisa menentukan elco yang cocok untuk komponen lampu tersebut, dalam hati saya cuma bisa berkata "Ini luar biasa".

Di balik profesinya sebagai servis lampu dia belum juga mahir dalam hal membaca maupun menulis, apalagi berhitung. Dari pengamatan ini saya teringat seorang ilmuan penemu lampu pijar yakni Thomas Alva Edison, Thomas juga hampir bernasib sama dengan Hasan, Thomas juga dianggap dungu luar biasa ketika ia mengenyam bangku pendidikan tapi lewat kerja kerasnya akhirnya Thomas berhasil menciptakan lampu pijar yang sekarang bisa berguna untuk semuanya.

Dari proses panjang perjalanan yang dialami oleh seorang Hasan akhirnya aku tersadar bahwa sekolah saja tidak pernah cukup dam Hasan membuktikannya dengan prinsip barunya bahwa "Buta Aksara Itu Boleh Asal Tidak Buta Ilmu" [Enha, 5 Februari 2016]


Saturday, January 30, 2016

ISLAM BUKAN TERORIS




Baru-baru ini kembali menggema kasus teroris, kasus teroris yang terjadi di Sarina mengguncang perhatian publik, hampir semua orang membicarakan tentang kasus ini terutama gaya sang teroris yang terlihat jantan dihadapan banyak orang seperti sedang suting film laga.
Bukan hanya dari kalangan konglomerat atau dari kalangan pelajar saja yang membicarakan soal kasus teroris ini tapi dari kaum melarat sekelas Omen dan gerombolannya juga berbincang-bincang mengenai kasus ini.
Kala itu mereka sedang duduk bersantai melihat latihan sepak bola, di tengah janda gurau mereka membahas masalah kasus teroris yang sedang hangat dibicarakan banyak orang.
“Men kamu sudah dengar tentang kasus teroris bariu-baru ini belum?” Tanya Cakil
“Sedikit sih” Jawab Omen
“Wah terorisnya keren bang” Sahut Denis
“Kerennya dimana Den?” Tangan Kentos
“Gayanya sok cool kayak di film laga aja” Jawab Denis
“Terorisnya mungkin kebanyakan nonton film laga” Sahut Omen
“Men kenapa sih teroris di sangkut pautkan sama orang islam?” Tanya Cakil
“Karena kebanyakan yang berbuat seperti itu orang islam Kil, terutama di indonesia” Jawab Omen
“Itu termasuk jihad gak bang?” Tanya Denis
“Menurutmu Den?” Tanya balik Omen
“Ya kelihatannya bisa dikatakan Jihad bang soalnya membasmi orang –orang kafir” Jawab Denis
“Den, sebelum islam turun, sebelum Nabi Muhammad lahir agama yang ada apa?” Tanya Kentos
“Agama apa ya bang? Yahudi dan Nasrani mungkin bang?” Jawab Denis
“Siapa yang membawa agama Yahudi dan Nasrani?” Tanya Kentos
“Nabi sebelum Nabi Muhammad” Kata Denis
“Siapa yang menyuruh nabi-nabi itu menyebarkan  agamanya?” Tanya Kentos lagi
“Allah Bang” Jawab Denis
“Jadi kesimpulannya?” Tanya Kentos lagi
“Gak tau bang?” kata Denis
“Aduh Den...” Kata Kentos sambil memegang kepala
“Gini ya den, Sebelum islam turun dan sebelum Nabi Muhammad lahir itu sudah ada agama yaitu yahudi dan nasrani yang membawa agama-agama itu adalah Nabi-Nabi sebelum Nabi Muhammad SAW, yang mengutus itu Allah tapi tugas mereka untuk meyakinkan umat manusia menyembah kepada satu Tuhan yakni Allah tempat memohon pertolongan dan perlindungan, jadi sebelum Nabi Muhammad SAW lahir itu belum ada sholat lima waktu” Omen angkat bicara
“Tapi kenapa mereka orang-orang yahudi dan nasrani kini seolah-olah menjadi musuh orang islam?” tanya Denis
“Karena sumber yang mereka pegang dari awal itu berubah” Kata Omen
“Maksudnya bang?” Tanya Denis
“Sekarang saya tanya, kitab Allah ada berapa yang diturunkan di bumi ini?” Tanya Omen
“Ada empat bang, Zabur, Injil, Taurat dan AL-Qur’an” Jawab Denis
“Keempat kitab itu sumbernya sama, Tuhannya juga sama, dan jawaban dari pertanyaanmu tadi yang menanyakan kenapa orang-orang yahudi dan nasrani sekarang seolah-olah menjadi musuh orang islam itu karena isi kitab-kitab yang di turunkan Allah selain Al-Qur’an sudah di rubah oleh manusia sendiri, suatu contoh kitab injil, dulu ada yang namanya Injil Barnabas,  di dalam injil Barnabas itu ada sebuah ayat yang menerangkan tentang akan adanya kelahiran seorang manusia bernama Muhammad/Ahmad yang akan membawa kesempurnaan di dunia ini, tapi injil itu sudah tidak di pakai Den, yang di pakai itu injil perjanjian baru yang isinya jauh dari sumber aslinya” Jawab Omen
“Bang Omen kok tau kalau injil perjanjian baru isinya jauh dari sumbernya?” Tanya Denis
“Saya punya injil perjanjian baru di rumah, saya juga sering baca injil perjanjian baru tersebut” kata Omen
“Bang bisa jadi kafir nanti kalau terus terusan baca Injil” kata Denis
“Hak kamu apa Den menuduh saya kafir, yang tau saya kafir atau tidak itu Allah bukan kamu, karena ini masalah hati masalah keyakinan, bukan hanya sekedar tingkah laku ragawi saja, kamu tau saya baca injil terus menuduh saya kafir jangan-jangan nanti kalau kamu tau orang non islam baca Al-Qur’an nanti kamu bilang muslim, asal kamu tau Den banyak orang non islam yang belajar Al-Qur’an jadi apa salahnya kalau saya belajar injil” Kata Omen
“Iya Bang maaf, terus bagaimana soal teroris bang?” Tanya Denis
“Gak apa apa Den aku gak marah kok, soal teroris tak ada contoh dari Nabi apalagi bunuh diri, bunuh diri itu dilarang agama” Jawab Omen
“Berarti teroris itu bukan islam?” Tanya Denis
“Jangan sangkut pautkan teroris dengan islam, bagi saya teroris adalah manusia yang tidak punya agama karena mereka menghalalkan bunuh diri, dan aku yakin semua agama mengharamkan bunuh diri, kalau kamu pingin jihat itu gampang, melindungi keluargamu termasuk jihad, mencari nafkah termasuk jihad, menuntut ilmu termasuk jihad, bahkan pribadi saya mengatakan kamu mempertahankan agama islam kamu di jaman yang serba-serbi ini sampai mati (tidak bunuh diri) itu juga termasuk jihad, jadi kalau ada orang yang mengatakan islam itu teroris itu Cuma ingin mengusik ketenangan orang islam itu sendiri, kalau kita tidak terusik maka mereka akan berhenti dengan sendirinya mengatakan islam itu teroris tapi kalau kita terusik maka kita akan terus dikatakan islam itu teroris, karena itu adalah salah satu jalan untuk merusak persatuan orang islam” jawab Omen
“Oh gitu ya bang” kata Denis
“Dasar anak bau kencur” kata Kentos
“Enak aja aku sudah mandi seharian dibilang bau kencur” kata Denis
“hahahahaha......” Kentos, Cakil, Omen tertawa [Enha]


Wednesday, January 27, 2016

GAYA BERFIKIR

Indah pagi ini....
Cerah-cerah mendung....
Dinginnya semilir anginnya...
Cerita hari ini semoga bahagia....

Pagi hari yang cerah Omen berjalan-jalan menikmati segarnya udara pagi bercampur mendung yang samar-samar diantara cahaya matahari yang seakan malu-malu untuk muncul, tak lama berselang gerimis yang seakan dipaksa untuk bangun akhirnya turun juga.

Kebetulan waktu itu hari minggu dimana sebagian besar aktifitas kerja dan sekolah pada libur, lagi santai dirumah Omen tiba-tiba kedatangan si bandel Denis dengan wajah yang agak bingung.

“Assalamu’alaikum” Sapa Denis
“Wa’alaikum Salam, Kamu kenapa Den mukamu kayak mendung pagi ini aja?” Balas Omen
“Begini Bang, aku dapat tugas di suruh nyari biografi sama fotonya idola saya”
“Lah, gampang toh itu”
“Emang gampang sih Bang tapi yang aku mau cari sama dengan yang di cari temanku”
“Memangnya kamu mau mencari biografinya siapa?”
“Itu yang jadi si Boy di sinetron”
“Cari kok seperti itu gak ada gunanya Den”
“Gak ada gunanya gimana si Bang, kan tugasnya suruh cari biografi idola”
“Iya tapi paling tidak yang bermanfaat, masak cari biografi si Boy, emang apa yang bisa kamu ambil dari sang artis?”
“Gak tau juga sih bang”
“Gini ya den, kalau Bang Omen perhatikan sinetron sekarang itu cenderung pada kehidupan orang kaya dan liar, sinetron sekarnag itu kebanyakan kalau gak adegan berkelahi ya adegan balapan, terus kalau kamu mau mengidolakan hal seperti itu nantinya kamu bakalan ikut seperti itu juga”
“Ya maaf bang, wajarlah bang saya kan baru anak kelas empat SD jadi wajar kalau ngidolahkan seperti itu”
“Justru karena kamu masih kecil ini mesti didasari yang bener, jangan kok nunggu besar baru di kasih dasar yang bener, ibaratnya itu kita mau meluruskan ranting pohon, kalau pohon itu masih kecil gampang untuk meluruskannya, tapi jika pohon itu sudah besar repotkan mau meluruskan rantingnya, yang ada malah di tebang”
“Terus aku mesti cari biografi siapa bang?”
“Cari aja biografi kedua orang tua kamu, tanyakan pada orang tuamu dan dijamin gak akan ada yang sama denganmu, nanti kamu kan enak bisa tau garis keturunan orang tua kamu juga”
“Terus fotonya gimana bang?”
“Kan tinggal di foto orang tuamu, pinjam handphonnya Mas Deden bentar”
“Oh iya bang, makasih ya bang atas sarannya”
“Sip, buruan kerjakan tugasnya, aku mau tidur dulu”
“Hidup kok tidur mulu, gak bois blas” [Enha, 26 Januari 2016]

Friday, January 15, 2016

ADAT DAN AJARAN

Berbagai ajaran mulai berkembang pesat, yang paling tenar di indonesia adalah ajaran yang di bawa oleh KH. Hasyim Asyari dan KH. Ahmad Dahlan, dua ajaran yang di bawa oleh orang nomor satu di oraganisasi Nahdlotul Ulama dan Muhammadiya ini seakan menjadi patokan warga indonesia dalam menentukan suatu hukum agama maupun aturan-aturan agama.

Banyak adat yang menyebar dalam ajaran islam dan dalam hal ini warga indonesia banyak yang tak bisa membedakan antara adat dan ajaran, adat adalah tingkah laku atau pendidikan yang di turunkan dari sesepuh atau pendahulu kita (selain Nabi dan Rosul), sementara ajaran adalah pendidikan yang di bawa oleh Nabi dan Rosul kita dan ciri-ciri adat adalah bersumber dari sesepuh / pendahulu (Bukan Nabi dan Rosul) sementara ciri-ciri ajaran adalah bersumber dari Nabi dan Rosul (Ada Hadist shohihnya).

Hal ini saya sadari ketika saya mengikuti sebuah acara tahlil di daerah lain, dimana saya merasa ada yang beda antara pembukaan tahlil di tempat saya tinggal dengan di daerah lain yang sedang saya ikuti, jika tahlil ini suatu ajaran harusnya sama dimanapun tempatnya. Kedua saya mengikuti sebuah acara syukuran dan dengan hikmat saya mendengarkan nara sumber yang sedang memberikan fatwah ditengah-tengah bicaranya itu beliau sempat mengatakan "KH. (titik-titik) juga pernah melakukan syukuran seperti ini" yang jadi pertanyaan saya kenapa sumbernya KH kok bukan Nabi? ini membuktikan kalau ini adalah adat. Ketiga ketika saya menghadiri sebuah acara syukuran dimana disitu terdapat banyak orang dan diantara banyak orang itu hanya saya saja yang tidak memakai kopyah dan kemaja, saya hanya memakai kaos oblong biasa dan di tengah acara tersebut ada salah seorang yang menegur saya karena penampilan saya, dengan tanpa mengurangi rasa hormat saya mengatakan kepadanya "tak ada aturan dalam al-quran maupun hadist yang menyuruh memakai kopyah dan kemeja ketika menghadiri syukuran" dan dengan bantahan saya itu dia mengatakan "Setidaknya kita harus berpenampilan yang rapi ketika berkumpul sesama", saya pun membalas lagi "yang penting saya sudah menutup aurat saya, sementara kopyah itu digunakan tujuannya supaya rambut yang panjang tidak menutupi dahi ketika sholat, sebenarnya tak memakai kopyah tak masalah asal rambut itu tidak menutupi dahi entah bagaimana caranya".

Mengetahui tentang adat dan ajaran membuat saya lebih berhati-hati dalam bertindak, tapi bukan berarti adat seperti itu adalah adat yang jelek, saya akui adat seperti itu adalah adat yang baik termasuk membaca tahlil, syukuran juga menggunakan kopyah dan kemeja. Bacaan tahlil itu mengandung makna yang bagus, jika banyak kalangan mengatakan tahlil itu bid'ah dan harus di jahui maka apa yang kita lakukan juga banyak yang bid'ah, termasuk menggunakan Hp, memakai internet, memakai sendal, menggunakan sepeda motor.

Dalam menyikapi bid'ah memang sangat repot, tapi pedoman saya bid'ah adalah ajaran Nabi yang di tambah-tambahi, sementara adat itu bukan ajaran nabi. Kalau ajaran Nabi itu mengarahnya ke Hablum Minallah sementara adat mengarahnya ke Hablum Minannas. [Enha, 16 Januari 2016]

 

Sunday, January 3, 2016

WISUDA ITU BENCANA

Ini musim pergantian tahun pelajaran baru, para pelajar mulai sibuk denngan ujian dan momen kelulusan, ada yang mulai menyiapkan kata-kata kelulusan, ada pula yang menyiapkan pesta pora dengan menyiapkan cat semprot atau sepeda motor dengan kenalpot yang tak karuan suaranya.

Pagi hari ketika Omen sedang duduk santai di lapangan sambil memperhatikan anak-anak yang sedang berangkat sekolah tiba-tiba Kentos datang menyapanya.

"Hai Men, sendirian saja?" Tanya Kentos
"Oh iya Tos" Jawab Omen
"Kenapa belum pulang? lagi memperhatikan apa?"
"Itu lihat anak-anak berangkat sekolah soalnya kok jadi ingat ketika aku masih sekolah dulu"
"Men, kamu itu termasuk anak yang cerdas kenapa kamu tak lanjutin buat kuliah"
"Minat itu ada dulu, yakni di kota Malang tapi ketika aku ijin orang tua ternyata orang tua tidak merestui, dan dari situlah aku menguatkan hatiku untuk tidak melanjutkan kuliah dimanapun kecuali di kota itu"
"Ceritanya ngambek nih?"
"Nggak juga, memang awalnya tujuan saya memang disitu"
"Tapi menurutmu anak sekolah itu gimana Men?"
"Jadi anak sekolah itu menyenangkan, sudah kerjaannya minta uang tiap hari, banyak teman bermain, bersekolah adalah cara tepat untuk menghindari jadi pengangguran, tapi kalau sudah wisuda atau lulus itu yang susah"
"Kenapa bisa susah Men, bukannya tambah seneng?"
"Senengnya orang wisuda itu paling lama cuma sehari itu saja"
"Kok bisa?"
"Sekarang begini, ketika kita wisuda kita bakalan senang karena berhasil lulus bersekolah tapi tantangan sebenarnya adalah setelah itu, jika setelah lulus kuliah kita akan jadi seorang pengangguran maka orang di sekeliling kita terutama keluarga agak menanyakan terus masalah pengangguran itu, kemudian jika kita bisa mendapatkan pekerjaan dan pekerjaan itu tidak sesuai dengan pendidikan yang telah kita raih, artinya martabat pekerjaan itu di bawah pendidikan yang kita raih maka lagi-lagi keluarga akan menanyakan soal pekerjaan kita, contohnya saya lulus kuliah jurusan sarjana teknologi kemudian mendapatkan pekerjaan sebagai kuli panggul di pasar, mungkin keluarga akan bilang, kamu itu disekolahkan tinggi-tinggi malah pekerjaannya kuli panggul, hentikan pekerjaanmu. Kemudian problem yang ketiga adalah lulus kuliah mendapat pekerjaan yang layak tapi gaji tak layak, ini juga menuai protes dari keluarga, contohnya saya lulusan S2 kemudia bekerja sebagai guru tidak tetap dan gaji saya perbulan 300 ribu rupiah, hal seperti ini pun bisa menuai protes keluarga, mungkin akan bilang seperti ini, di sekolahkan tinggi-tinggi tapi cari kerjaan gajinya cuma segitu, jadi serba repotlah kalau sudah lulus dari kuliah"
"Wah iya juga Men, terus bagaimana itu"
"Gak tau juga aku, tapi tau konfliknya kayak gitu, aku lebih memilih tak kuliah"
"Dasar kau Men kalau ribet sedikit gak mau"
"Itu ribetnya banyak, apalagi cari kerja di Indonesia ini susah, kuliah kalau bisa bekerja sesuai dengan jurusan, gaji tinggi enak, tapi kalau kerjaan saja tak punya bisa di bicarakan orang tiap hari. Lebih memilih tak kuliah tapi bisa berkarya"
"Emang bisa Men"
"Contohnya tuh Markasan, dia anak berpendidikan dasar saja pekerjaannya mapan, omsetnya perhari saja bisa 100 sampai 200 ribu"
"Wah kalau Markasan itu jangan dibicarakan lagi, dia itu anak yang beruntung"
"Kalau bandingin Markasan sama Mas Rudi itu gak ada apa-apnya, biarpun Mas Rudi lulusan S1 tapi dia masih pengangguran saja, ibaratnya Markasan dan Mas Rudi sama-sama melewati jurang tapi caranya berbeda, Mas Rudi lewat jembatan yang sudah ada sementara Markasan melompatinya dan Markasan berhasil melompati jurang tersebut. sekolah itu ibarat jembatan untuk menempuh antara kehidupan yang satu menuju kehidupan yang lebih baik"
"Aku kok gak faham Men"
"Waduh Tos otakmu daya tangkapnya lemah, pergi ke tempat Markasan sana"
"Ngapain?"
"Biar di solder otakmu, mungkin kabelnya ada yang putus"
"Hah, emangnya aku lampu, pakai di solder segala"
"Hahaha... ya udah ayo pulang Tos, sudah siang"
"Ayo..." [Enha, 4 Januari 2016]


Saturday, January 2, 2016

DAN MULAI MELIRIK LAGI



Udara dingin kembali ku sapa
Dataran tinggi mulai menghadang di depan mata
Hijau, hijau dan hijau
Berliku di antara tebing yang menjulang

Gemiricik air mulai menyapa
Kabut yang mulai turun
Tampias air turun dari surga
Dan alam sekitarpun mulai menyapa

Kaki ini mulai terasa lelah
Dahaga merasuk mulai dari tenggorokan

Rasanya aku tak punya penyakit lagi
Rasanya paru-paru ini tak protes lagi

Mendaki lagi?
Mungkin itu jawaban dari kelelahan ini

Enha, 1 Januari 2016
loading...