“Sempurna bukanlah kesamaan yang
bersatu tapi sempurna adalah perbedaan yang dapat disatukan” (EnHa)
Jajaran gugusan pulau menyambung
dengan samudra pengikat, kawanan khas suku-suku mengisi volume nusantara, ragam
bahasa dan budaya mewarnai indanya nusantara, bergerombol menjadi satu diantara
ribuan karakter jiwa membentuk sebuah nama Indonesia.
Burung Garuda sebuah lambang
Negara dimana burung tersebut adalah burung yang langkah bahkan masih
dipertanyakan kebenaran keberadaannya, dalam sejarah Burung Garuda adalah
kendaraan dewa Wisnhu pada zaman dahulu, itupun di ketahui keberadaannya dalam
bentuk relief, sementara dalam bentuk nyata masih dipertanyakan, Burung Garuda bagiku
adalah Burung Elang jawa yang kini mulai langkah.
Sebuah lambang Burung Garuda yang
dipertanyakan kebenarannya ini memiliki tugas berat membawa sebuah kenyataan
dalam genggaman yang selalu iya bawa kemana-mana, tugas yang menyatukan antara
aku, kamu dan kalian, antara jawa, Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, irian jaya
dan pulau-pulau kecil di sekelilingnya, antara samudra hindia, samudra pasifik
dan selat-selat yang saling bergenggaman, antara suku melayu, suku jawa, suku
ambon, dan suku-suku yang masih sangat banyak yang menyatu dalam Indonesia,
mereka semua tergabung menjadi satu dan tergenggam dalam sebuah genggaman
Burung Garuda yankni Bhineka Tunggal Ika.
Indonesia adalah Negara yang
berpedoman pada aturan agama dan terbukti pada sila pertama dalam
pancasila Indonesia berbunyi “Ketuhanan Yang Maha Esa”, dan didalam Negara
Indonesia ada beragam umat agama yang saling bergenggaman demi keutuhan bangsa.
72 tahun Indonesia merdeka tapi
bagi saya mental bangsa Indonesia masih terlalu lemah untuk di pecah belah,
masih terlalu lemah untuk di adu domba antar sesama saudara sebangsa dan masih
terlalu lemah untuk mencerna isu-isu yang mengarah pada perpecahan keutuhan
Negara.
Freeport tambang emas terbesar di
dunia tapi bangsa Indonesia masih banyak yang terlantar tanpa pendidikan karena
mahalnya biaya sekolah, masih banyak masyarakat Indonesia yang menjadi
pengangguran di Negara sendiri, hasil alam yang luar biasa di hasilkan di tanah
Indonesia telah terjajah oleh manageman asing.
Egoisme yang tinggi mulai
bermunculan, ingin menguasai dan menjadi penguasa mulai tampak di setiap
kelompok, yang kaya mulai memanfaatkan yang miskin demi kepentingan pribadinya,
kelompok mayopritas mulai menjajah kelompok minoritas, yang berkuasa mulai
sewenang-wenang menggunakan wewenang, bagiku ini sebuah kekonyolan, Negara yang
memiliki semboyan Bhineka Tunggal Ika harus saling berebut kekuasaan tanpa
memperdulikan untuk saling berbagi, situasi ini menggambarkan seperti kita
mencoba menjajah Negara kita sendiri.
Indonesia bukan sekedar umat
islam, Indonesia bukan sekedar para konglomerat, Indonesia bukan sekedar
orang-orang pendidikan, Indonesia bukan sekedar para koruptor, Indonesia bukan
sekedar pulau jawa, Indonesia bukan sekedar suku jawa, Indonesia bukan sekedar
bahasa sunda, Indonesia bukan sekedar selat bali, Indonesia bukan sekedar
Jakarta, Indonesia bukan sekedar masyarakat kulit putih, Indonesia bukan
sekedar Freeport, Indonesia bukan sekedar bapak presiden, Indonesia bukan
sekedar para pelaut, Indonesia bukan sekedar pemain sepak bola, Indonesia bukan
sekedar kripik telo, tapi Indonesia adalah Bhineka Tunggal Ika yang tergenggam
erat di kaki lambang Burung Garuda yang berusaha diterbangkan untuk dilihat
dunia.
Jadilah bangsa yang kokoh anti
isu yang mengarah kepada perpecahan Negara, jadilah bangsa yang kokoh yang
selalu menyangga keutuhan Negara, jadilah bangsa yang kokoh yang terus
berinteraksi pada Tuhannya juga pada sesama umat beragama.
Bagiku Indonesia adalah pelangi
dunia yang cahayanya belum bersinar sempurna, Pelangi itu indah bukan terdiri
dari banyak cahaya tapi pelangi itu indah karena masing-masing cahayanya
bersinar secara seimbang. Indonesia Bersinarlah Terangi Dunia.
1 Oktober, Hari kesaktian
Pancasila (Hisyam Noer)