Saya tak tau harus berbicara mulai darimana, saya tak
tau saya pantas berbicara soal AS Roma atau tidak, Saya juga tak tau saya layak
sebagai Romanisti atau tidak. Roma berjuluk sebagai kota abadi di negara
italia, Roma adalah salah satu tempat yang menjadi cita-cita tujuan saya kelak
jika saya bisa ke sana, bukan hanya kotanya yang indah, bukan hanya gerejanya
yang megah, bukan hanya budayanya yang unik, bukan hanya sejarahnya yang patut
untuk dipelajari, tapi karena disana ada AS Roma dan Totti juga.
Apakah saya Romanisti? Pertanyaan ini muncul ketika saya
dipandang orang sekitar sebagai pendukung klub AS Roma, saya sendiri tak tau
apakah saya Romanisti atau tidak pasalnya saya jarang menonton pertandingan AS
Roma secara live, baik langsung di stadion maupun lewat televisi, bahkan tahun
berapa saja AS Roma Scudeto saya tak hafal tapi berita bola yang saya baca
hanya yang berkaitan dengan AS Roma, Jersey terbanyak yang saya punya hanya AS
Roma, Poster bola terbanyak yang saya punya hanya AS Roma, patokan referensi
sepakbola saya baik itu penyerangan dan pertahanan hanya AS Roma, dan sosok
yang ijadi inspirator saya ketika menjadi sepakbola hanya Francesco Totti,
santun, ramah, sopan meski kadang terlihat garang di posisi-posisi tertentu
baik dilapangan maupun di luar lapangan.
Francesco Totti, aku mengenalnya ketika aku masih duduk
di kelas empat bangku sekolah dasar, aksinya memukau kala melawan Juventus dan
itu pertandingan AS Roma pertama yang aku lihat, tahu tentang dia membuatku untuk
menelusurinya lebih jauh, baik kesehariannya, sikapnya juga. Lambat laun saya
tau bahwasanya dia adalah didikan asli akademi sepak bola AS Roma, di tahun
1992 ia mengawali karirnya di tim senior hingga artikel ini di tulis ia tetap
berseragam AS Roma. Dia bukan hanya sekedar captain, atau ikon dari klub AS
Roma tapi dia juga dongkrak dari managemen kepengurusan AS Roma, dia
berkali-kali mengatakan ingin meninggalkan klub jika tak bisa mendatangkan
pemain muda yang berpotensi.
Peformanya yang luar biasa terus mengiringi langkahnya
membawa AS Roma dan Negaranya ke tahta tertinggi, bahkan insiden patah kaki
yang pernah menghampirinya tak menyusutkan karirnya, dia terus ada namanya
dalam setiap periode sepakbola, bahkan Rudi Garcia pernah mengatakan Raja kota
Roma bukan hanya Paus tapi Totti juga.
Berdebat dengan pelatih masalah taktik sudah berulang
kali ia lakukan dan yang terbaru adalah ia harus bersetru dengan Luciano
Spaletti, seorang pelatih yang pernah mengantarkan AS Roma menjuarai copa
italia dan prestasi individu Totti sebagai peraih Sepatu Emas.
Memang usia Totti sudah memasuki masa dimana ia harus
mulai memikirkan untuk pensiun, tapi ia pernah berkata kalau memungkinkan ia
akan bermain sampai usianya 50 tahun, kebugaran dan kecepatan yang tak lagi seperti
dulu membuat pelatih Luciano Spaletti untuk lebih banyak mencadangkannya,
memang itu kebijakan yang sangat baik tapi akan lebih baik jika seorang pemain
sepak bola berada di dalam lapangan daripada duduk di bangku cadangan, apalagi
itu pemain sekelas Totti. Umpan Totti masih bisa jadi andalan, Shooting Totti
masih akurat dan bertenaga dan yang terpenting karisma Totti selalu membawa
perbedaan dalam sebuah pertandingan.
Peran Totti sangat penting di setiap pertandingan As
Roma, hingga di setiap pertandingan bagian curva sud selalu ada slogan No Totti
No Party, pentingnya Totti bukan hanya di dalam lapangan saja tapi di managemen
klub ia pun sangat penting, bahkan untuk menjadi seorang pelatih AS Roma tidak
hanya harus mendapatkan persetujuan dari Presiden AS Roma saja tapi juga
persetujuan Totti.
Aku belajar banyak dari Franceso Totti, aku belajar
bagaimana dia dribling, bagaimana dia Shooting, bagaimana dia asist, bagaimana
dia bermain bersama generasi yang jauh lebih muda, bagaimana dia berbicara dengan
media, bagaimana dia menunjukkan loyalitasnya. Prestasi yang diberikan untuk
klub maupun individunya juga luar biasa, mengantarkan klub meraih scudeto,
mengantarkan klub meraih coppa italy, sebagai top score AS Roma sepanjang masa,
Sebagai salah satu Top Score Seri-A sepanjang masa untuk satu klub, Peraih
sepatu emas, pencetak rekor gol tertua di liga champion dan masih banyak yang
lainnya.
Konflik Totti dan Luciano Spaletti semoga cepat berakhir
dan para Romanisti bisa kembali melihat Sang Captain, Sang Pangeran, Sang Ikon,
sang Raja AS Roma kembali beraksi di lapangan. Aku yakin Totti tak akan
tinggalkan AS Roma karena dia sangat cinta dengan klub yang telah
membesarkannya, itu terbukti ketika ia menangis di tribun kala mendengar lagu
dukungan dari para Romanisti saat AS Roma melawan Pelermo yang membuat
kedudukan 5-0 untuk kemenangan AS Roma. Aku yakin Kalaupun ia harus tinggalkan
AS Roma ia memilih untuk pensiun daripada berlabuh untuk klub lain. He is
(Francesco Totti) my teacher football. EnHa
For Totti, 24 Februari 2016