Thursday, February 4, 2016

BAGI SAYA DIA PROFESOR

Dulu saya menngenal seorang ilmuan ketika saya masih duduk di bangku SMP, kala itu paman saya memberikan sebuah buku setebal kira-kira 4cm dengan panjang kira-kira 20cm dan lebar 15cm, buku itu berjudul 100 Tokoh Yang Paling Berpengaruh Di Dunia karya H. Hart.

Hampir bertahun-tahun saya membaca buku tersebut karena memang buku itulah satu-satunya buku yang saya punya selain buku pelajaran, dalam buku tersebut ada nama-nama hebat yang muncul mulai dari Nabi saya Muhammad SAW yang menduduki urutan pertama sampai Adolf Hitler yang merupakan orang terkejam di dunia, tapi lewat buku tersebut saya juga mengenal beberapa ilmuan kondang seperti Albert Einstain, Tomas Alva Edison, Ludwing Van Beethoven, hingga Sidarta Gautama Budha.

Mereka adalah orang-orang isnpirator buat ku kala itu, aku yang masih duduk di bangku SMP memiliki tekat untuk menjadi rival mereka dalam sejarah dunia, sayangnya mereka hidup di zaman yang jauh sebelum saya di ciptakan. 

Masuk ke jenjang perguruan yang lebih tinggi saya mengenal beberapa orang-orang baru yang mungkin bisa membuat semangat belajar saya naik, ada Lintang, Ikal dan Mahar dalam serial kisah Laskar Pelangi, hasrat mengidolakan mereka mulai muncul tapi saya tetap tak akan melupakan buku pegangan saya dari awal hasil pemberian paman saya.

Lepas dari dunia sekolah ada satu teman saya yang menjadi sorotan khusus, dia bernama Abdul Hasan seoarang teman dari kecil hingga saat ini. Awalnya saya ragu akan kelangsungan hidupnnya pasalnya dia di cap sebagai orang bodoh kala dia masih sekolah dulu, pendidikannya hanya lulus pada Sekolah Dasar saja. Pengamatanku berawal ketika dia bekerja sebagai pedagang kopi lesehan dan yang ada di benak saya kala itu dia terlalu nekad untuk berjualan, bagaimana dia bisa membedakan berbagai macam barang contohnya berbagaimacam minuman, belum lagi bagaimana dia bisa bertransaksi dengan menghitung jumlah total pembayaran maupun pengembalian pembeli.

Semakin lama dia semakin membuat saya kaget, dia memutuskan untuk berhenti berjualan kopi lesehan dan beralih menjadi servis elektro yang menangani spesialis lampu rumahan maupun lampu yang biasa di gunakan perahu, saya tak habis fikir bagaimana dia bisa menghitung tegangan listriknya, bagaimana dia bisa menentukan transistor yang di pakainya, bagaimana dia bisa menentukan elco yang cocok untuk komponen lampu tersebut, dalam hati saya cuma bisa berkata "Ini luar biasa".

Di balik profesinya sebagai servis lampu dia belum juga mahir dalam hal membaca maupun menulis, apalagi berhitung. Dari pengamatan ini saya teringat seorang ilmuan penemu lampu pijar yakni Thomas Alva Edison, Thomas juga hampir bernasib sama dengan Hasan, Thomas juga dianggap dungu luar biasa ketika ia mengenyam bangku pendidikan tapi lewat kerja kerasnya akhirnya Thomas berhasil menciptakan lampu pijar yang sekarang bisa berguna untuk semuanya.

Dari proses panjang perjalanan yang dialami oleh seorang Hasan akhirnya aku tersadar bahwa sekolah saja tidak pernah cukup dam Hasan membuktikannya dengan prinsip barunya bahwa "Buta Aksara Itu Boleh Asal Tidak Buta Ilmu" [Enha, 5 Februari 2016]


0 comments:

Post a Comment

loading...